Youth Mainstreaming : “Sinegritas Pemuda dalam Pembangunan Daerah”
Dalam membangun sebuah daerah pada prinsipnya sangat
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga pembangunan dapat
tercapai dalam segala sektor. Generasi Muda sangat berperan penting dalam
pembangunan daerah karena generasi muda adalah pemegang estafet kepimpinan
daerah nantinya.
Sebagai pemegang estafet di masa
yang akan datang, generasi muda harus menjadi pilar, penggerak dan pengawal
jalannya pembangunan daerah. Namun kenyataan dan permasalahan yang di hadapi
sekarang ini banyak generasi muda yang disorientasi, dislokasi dan terlibat
dalam kepentingan politik pratis. Seharusnya melalui generasi muda, bisa
melahirkan banyak inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan
yang ada, terutama dalam hal pembangunan daerah yang lebih maju.
Generasi muda sebagai kaum yang
mendominasi populasi terbanyak untuk saat ini, harus mengambil peran sentral
sebagai inisiator yang berada di barisan terdepan untuk kemajuan daerah. Sudah
saatnya generasi muda menempatkan diri sebagai agen dalam melakukan perubahan.
Generasi muda yang masih relatif bersih dari berbagai kepentingan, harus
menjadi asset potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa yang akan dating.
Pada tingkat kebijakan di Indonesia, strategi
yang diusung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam rangka meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan adalah melalui
Pengarusutamaan Pemuda (Youth
Mainstreaming). Bahkan
pengarusutamaan pemuda menjadi salah satu grand
strategy dalam pembangunan kepemudaan di Indonesia. Strategi ini seyogyanya dilakukan secara
sistematis untuk meningkatkan peran
serta pemuda dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan memperhatikan serta
melibatkan pemuda ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan
pembangunan. Lebih jauhnya, strategi pengarusutamaan pemuda menyaratkan adanya komitmen setiap
pihak untuk memprioritaskan pembangunan kepemudaan dalam setiap proses
pembangunan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai kepada monitoring
dan evaluasi, yang dilakukan secara koordinatif, sinergi, dan harmonis.
Istilah
pengarusutamaan mencakup semua kegiatan dan proses komunikatif yang bertujuan
untuk melembagakan (institusionalisasi) norma-norma, konsep, panduan dan
gambaran baru dalam rangka mengenalkan
dan menguatkan rutinitas, prosedur dan ritual baru dalam organisasi. Dengan demikian pengarusutamaan merupakan
sub-kegiatan dari manajemen
perubahan. Tujuan dari pengarusutamaan
adalah perubahan paradigma, yang dilakukan melalui tiga pendekatan parallel,
komunikasi (bridging), penamaan
identitas (branding), dan
pembelajaran (boosting). Pembelajaran dari Uni Eropa yang telah
menerapkan prinsip ini pengarusutamaan melibatkan tiga elemen administratif
pokok, yaitu:
1.
Adanya
komitmen untuk membuka seluruh
pintu kebijakan agar mengarah
pada area kebijakan yang diarusutamakan.
2.
Adanya
sistem yang dapat mengevaluasi dampak dari
kebijakan yang diarusutamakan.
Adanya strategi untuk memaksa/mendorong
pelaku administratif agar memberi
perhatian dan
mengimplementasikan kebijakan yang diarusutamakan.
Generasi muda yang tergabung dalam
berbagai organisasi kemasyarakatan atau organisasi kepemudaan memiliki posisi
penting dalam pembanguan daerah. Mereka memahami dengan baik kondisi daerah
dari berbagai sudut pandang dan memiliki interaksi yang kuat dengan lapisan
masyarakat dan dengan elit penguasa, sehingga menjadi pengalaman (experience)
untuk melakukan pembangunan daerah.
Untuk mencapai kemajuan dalam
pembangunan, generasi muda harus memiliki kesepahaman dalam melaksanakan
agenda-agenda pembangunan itu sendiri. Energi pemuda yang bersatu sangat cukup
untuk mendorong pembangunan daerah yang lebih maju. Karena karakter generasi
muda memiliki kekuatan fisik, kecerdasan dalam berfikit, ketinggian moral dan
kecepatan belajar atas peristiwan yang mendukung di bidang pembangunan.
Oleh karena itu kemudian generasi
muda harus memupuk atau menguatkan kembali semangat nasionalisme tanpa harus
meninggalkan jati diri daerah. Semangat nasionalisme/kebangsaan diperlukan
sebagai indentitas dan kebangsaan, sementara jati diri daerah akan menguatkan
komitmen dalam membangun dan mengembangkan daerah.
Secara khusus peranan generasi muda
di Kabupaten Indramayu harus lebih berorientasi kepada upaya membangun sumber
daya manusia dan kualitas sumber daya alam Indramayu agar tetap mempunyai daya
dukung terhadap pembangunan Indramayu dan persiapan untuk generasi mendatang.
Selanjutnya generasi muda yang ada di Kabupaten Indramayu harus memainkan
peranannya sebagai kelompok penekan (Pressure Grup) dan pengontrol agar
kebijakan-kebijakan strategis daerah harus benar-benar mengakar pada
kepentingan masyarkat dan pembangunan daerah.
Dalam
hubungannya, strategi Pengarusutamaan Pemuda menuntut adanya komitmen pelaku
kebijakan agar mau menjadikan isu dan pelibatan pemuda sebagai bagian penting
dalam menunjang pembangunan nasional.
Dengan kata lain pemerintah harus memastikan bahwa perspektif kepemudaan
dapat terintegrasi dalam setiap paket kebijakan dan program pada segala bidang.
Caranya bisa dengan membangun mekanisme yang mendukung keterlibatan pemuda,
baik laki-laki maupun perempuan, dan memastikan partisipasi mereka dalam
pengambilan keputusan mengenai kebijakan maupun program yang berdampak terhadap
mereka. Hal lainnya yang tidak kalah
penting adalah munculnya kebijakan-kebijakan, program maupun kegiatan yang
ditujukan untuk mempersempit kesenjangan yang ada selama ini pada bidang-bidang
tertentu dalam hal pemberdayaan pemuda.
Perspektif
berikutnya yang harus dibangun sehubungan dengan strategi pengarusutamaan pemuda adalah
bahwa pandangan yang sensitif terhadap isu-isu kepemudaan menyaratkan adanya
sebuah sistem yang dibangun dalam rangka mengevaluasi dampak dari kebijakan
maupun program yang melibatkan pemuda. Dipahami bahwa pembangunan kepemudaan
memiliki output maupun outcome yang abstrak serta jangka waktu
proses yang panjang. Oleh karenanya,
sangat jarang program-program kepemudaan memiliki sistem evaluasi dampak yang
menyeluruh untuk melihat sejauh mana program/kebijakan tersebut berpengaruh
terhadap mereka. Padahal sistem evaluasi
sangat dibutuhkan untuk memastikan penggunaan sumberdaya secara efisien, untuk
akuntabilitas dari program tersebut, maupun untuk memutuskan keberlanjutan
program serta efektivitas program secara keseluruhan.
Dalam
kegiatan evaluasi, pemuda sebagai pelaku sekaligus penerima manfaat program juga
harus diikutsertakan. Pelibatan pemuda
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi kegiatan merupakan
satu kesatuan dalam rangkaian kegiatan, dimana hal ini akan meningkatkan rasa
memiliki (ownership) terhadap
kegiatan serta dapat meningkatkan kemampuan manajemen mereka. Sistem evaluasi
yang melibatkan stakeholder (pemuda)
memiliki beberapa keuntungan yaitu mendorong tumbuhnya rasa kepemilikan yang
lebih besar dan tanggung jawab terhadap kegiatan, informasi dan data yang
diperoleh bisa lebih akurat, berkembangnya keterampilan, wawasan dan
pengetahuan peserta tentang proses evaluasi, pengumpulan data serta
interpretasinya, munculnya pengetahuan-pengetahuan lokal yang tidak tergali
sebelumnya, dan pembiayaan yang lebih efektif karena hasil yang diperoleh lebih
akurat dan maksimal.
Pada akhirnya melalui peringatan Dies
Natalis GMNI Indramayu ke-61 ini,
sebagai generasi muda kita tumbuhkan kembali semangat untuk berperan serta
dalam pembangunan daerah Kabupaten Indramayu sehingga mencapai pembangunan yang
lebih maju dan sejahtera.
Dialog
Publik tentang Sinergitas Program Kepemudaan terhadap Pembangunan
di Kabupaten Indramayu. Kegiatan ini merupakan upaya GMNI Indramayu dalam
memaksimalkan perannya mengawal kebijakan publik. Selain itu, dialog diharapkan
mampu menjadi jembatan kalangan pemuda berperan aktif dalam memberikan masukan
pada pembangunan daerah.
Jadi,
yang harus dilakukan pemuda adalah mempersiapkan diri dalam proses pengkaderan
kepemimpinan bangsa, yang dapat dilakukan melalui beragam penempaan diri.
Pemuda harus memiliki sejumlah kriteria, antara lain: kemampuan (ability),
kapasitas (capacity), keahlian/kecakapan (skill) dalam berkomunikasi,
memotivasi, dan yang lainnya adalah; pengetahuan/wawasan (knowledge);
pengalaman (experience); kemampuan mengembangkan pengaruh (influence);
kemampuan menggalang solidaritas (Solidarity maker); serta kemampuan memecahkan
masalah (decision making).
Bagaimanapun
juga, pemuda adalah potensi kepemimpinan bangsa masa depan. Atas kesadaran itu,
maka kaderisasi-kaderisasi kepemimpinan yang melibatkan kalangan pemuda secara
intensif perlu terus didukung dan ditingkatkan.
Kerana,
salah satu keunggulan pemuda adalah dapat mengorganisasi kekuatan. Ada
setidaknya lima faktor prinsip yang dipegang pemuda, dalam mengorganisasi
kekuatan mereka, yaitu:
1. Kekuatan
asas perjuangan
2. Kekuatan
konsep dan metode perjuangan
3. Kekuatan
persatuan
4. Kekuatan
sikap dan posisi perjuangan
Kekuatan aksi dan opini: memiliki
isu sentral, konsistensi misi, imun dalam perjuangan, kesinambungan aksi dan
opini.
Konteks Peran Pemuda dalam
Memanifestasikan Perubahan Bangsa, pemuda hendaknya tidak lagi hanya terpaku
pada persoalan-persoalan lokal dan nasional, tetapi tanpa menyadari konteks
Internasional.
Selanjutnya,
pemerintah harus menyiapkan strategi agar para pihak mau mengimplementasikan
kebijakan yang diarusutamakan, dalam hal ini pengarusutamaan pemuda. Beberapa hal yang patut ditekankan adalah
pentingnya melibatkan semua stakeholder
yang berhubungan dengan pembangunan kepemudaan, baik dari unsur
pemerintah/sektor publik, sektor privat, maupun unsur masyarakat/pemuda itu
sendiri. Advokasi yang terus menerus,
komunikasi dan dialog untuk membangun paradigma tentang isu kepemudaan,
penyediaan informasi yang mendukung, serta menyiapkan struktur yang sekiranya
diperlukan, menjadi penting untuk dilakukan agar strategi ini dapat berjalan
dengan lancar. Dari sisi kebijakan
mungkin dibutuhkan kekuatan yang lebih mengikat agar semua pihak tunduk dan mau
menjadikan paradigma pengarusutamaan pemuda sebagai landasan dalam merancang
kebijakan maupun program dan kegiatan di institusinya masing-masing.
Terakhir,
semua pihak harus dibangun kesadarannya bahwa dengan mengimplementasikan
pengarusutamaan pemuda maka akan terbangun pendekatan yang lebih terpadu
terhadap masalah-masalah kepemudaan.
Sumber daya manusia akan dapat dimanfaatkan dengan lebih baik dalam
rangka menumbuh kembangkan suatu bangsa, terbangunnya penghargaan terhadap
hak-hak orang muda dalam pengambilan keputusan, generasi muda akan lebih siap
untuk mengambil peran aktif dan memikul tanggung jawab menuju pemerintahan yang
lebih baik, akan terjadi transfer nilai-nilai positif dan pengetahuan antar
generasi, dan investasi akan lebih banyak ditanamkan kepada pemuda mengingat
keuntungan yang diperoleh dengan melibatkan mereka sebagai sumberdaya manusia
yang potensial.
*(dph/2/21/16)
0 comments:
Post a Comment