Our social:

Latest Post

Sunday, February 21, 2016

Youth Mainstreaming : “Sinegritas Pemuda dalam Pembangunan Daerah”



Dalam membangun sebuah daerah pada prinsipnya sangat diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga pembangunan dapat tercapai dalam segala sektor. Generasi Muda sangat berperan penting dalam pembangunan daerah karena generasi muda adalah pemegang estafet kepimpinan daerah nantinya.
Sebagai pemegang estafet di masa yang akan datang, generasi muda harus menjadi pilar, penggerak dan pengawal jalannya pembangunan daerah. Namun kenyataan dan permasalahan yang di hadapi sekarang ini banyak generasi muda yang disorientasi, dislokasi dan terlibat dalam kepentingan politik pratis. Seharusnya melalui generasi muda, bisa melahirkan banyak inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang ada, terutama dalam hal pembangunan daerah yang lebih maju.
Generasi muda sebagai kaum yang mendominasi populasi terbanyak untuk saat ini, harus mengambil peran sentral sebagai inisiator yang berada di barisan terdepan untuk kemajuan daerah. Sudah saatnya generasi muda menempatkan diri sebagai agen dalam melakukan perubahan. Generasi muda yang masih relatif bersih dari berbagai kepentingan, harus menjadi asset potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa yang akan dating.
Pada tingkat kebijakan di Indonesia, strategi yang diusung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam rangka meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan adalah melalui Pengarusutamaan Pemuda (Youth Mainstreaming).  Bahkan pengarusutamaan pemuda menjadi salah satu grand strategy dalam pembangunan kepemudaan di Indonesia.  Strategi ini seyogyanya dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan   peran serta pemuda dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan memperhatikan serta melibatkan pemuda ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Lebih jauhnya, strategi pengarusutamaan pemuda menyaratkan adanya komitmen setiap pihak untuk memprioritaskan pembangunan kepemudaan dalam setiap proses pembangunan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai kepada monitoring dan evaluasi, yang dilakukan secara koordinatif, sinergi, dan harmonis. 
Istilah pengarusutamaan mencakup semua kegiatan dan proses komunikatif yang bertujuan untuk melembagakan (institusionalisasi) norma-norma, konsep, panduan dan gambaran baru  dalam rangka mengenalkan dan menguatkan rutinitas, prosedur dan ritual baru dalam organisasi.  Dengan demikian pengarusutamaan merupakan sub-kegiatan  dari manajemen perubahan.  Tujuan dari pengarusutamaan adalah perubahan paradigma, yang dilakukan melalui tiga pendekatan parallel, komunikasi (bridging), penamaan identitas (branding), dan pembelajaran (boosting).  Pembelajaran dari Uni Eropa yang telah menerapkan prinsip ini pengarusutamaan melibatkan tiga elemen administratif pokok, yaitu:
1.   Adanya komitmen untuk membuka seluruh pintu kebijakan agar mengarah pada area kebijakan yang diarusutamakan.
2.   Adanya sistem yang dapat mengevaluasi dampak dari kebijakan yang diarusutamakan.
Adanya strategi untuk memaksa/mendorong pelaku administratif agar memberi perhatian dan mengimplementasikan kebijakan yang diarusutamakan.
Generasi muda yang tergabung dalam berbagai organisasi kemasyarakatan atau organisasi kepemudaan memiliki posisi penting dalam pembanguan daerah. Mereka memahami dengan baik kondisi daerah dari berbagai sudut pandang dan memiliki interaksi yang kuat dengan lapisan masyarakat dan dengan elit penguasa, sehingga menjadi pengalaman (experience) untuk melakukan pembangunan daerah.
Untuk mencapai kemajuan dalam pembangunan, generasi muda harus memiliki kesepahaman dalam melaksanakan agenda-agenda pembangunan itu sendiri. Energi pemuda yang bersatu sangat cukup untuk mendorong pembangunan daerah yang lebih maju. Karena karakter generasi muda memiliki kekuatan fisik, kecerdasan dalam berfikit, ketinggian moral dan kecepatan belajar atas peristiwan yang mendukung di bidang pembangunan.
Oleh karena itu kemudian generasi muda harus memupuk atau menguatkan kembali semangat nasionalisme tanpa harus meninggalkan jati diri daerah. Semangat nasionalisme/kebangsaan diperlukan sebagai indentitas dan kebangsaan, sementara jati diri daerah akan menguatkan komitmen dalam membangun dan mengembangkan daerah.
Secara khusus peranan generasi muda di Kabupaten Indramayu harus lebih berorientasi kepada upaya membangun sumber daya manusia dan kualitas sumber daya alam Indramayu agar tetap mempunyai daya dukung terhadap pembangunan Indramayu dan persiapan untuk generasi mendatang. Selanjutnya generasi muda yang ada di Kabupaten Indramayu harus memainkan peranannya sebagai kelompok penekan (Pressure Grup) dan pengontrol agar kebijakan-kebijakan strategis daerah harus benar-benar mengakar pada kepentingan masyarkat dan pembangunan daerah.
Dalam hubungannya, strategi Pengarusutamaan Pemuda menuntut adanya komitmen pelaku kebijakan agar mau menjadikan isu dan pelibatan pemuda sebagai bagian penting dalam menunjang pembangunan nasional.  Dengan kata lain pemerintah harus memastikan bahwa perspektif kepemudaan dapat terintegrasi dalam setiap paket kebijakan dan program pada segala bidang. Caranya bisa dengan membangun mekanisme yang mendukung keterlibatan pemuda, baik laki-laki maupun perempuan, dan memastikan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan mengenai kebijakan maupun program yang berdampak terhadap mereka.  Hal lainnya yang tidak kalah penting adalah munculnya kebijakan-kebijakan, program maupun kegiatan yang ditujukan untuk mempersempit kesenjangan yang ada selama ini pada bidang-bidang tertentu dalam hal pemberdayaan pemuda.
Perspektif berikutnya yang harus dibangun sehubungan dengan strategi pengarusutamaan pemuda adalah bahwa pandangan yang sensitif terhadap isu-isu kepemudaan menyaratkan adanya sebuah sistem yang dibangun dalam rangka mengevaluasi dampak dari kebijakan maupun program yang melibatkan pemuda. Dipahami bahwa pembangunan kepemudaan memiliki output maupun outcome yang abstrak serta jangka waktu proses yang panjang.  Oleh karenanya, sangat jarang program-program kepemudaan memiliki sistem evaluasi dampak yang menyeluruh untuk melihat sejauh mana program/kebijakan tersebut berpengaruh terhadap mereka.  Padahal sistem evaluasi sangat dibutuhkan untuk memastikan penggunaan sumberdaya secara efisien, untuk akuntabilitas dari program tersebut, maupun untuk memutuskan keberlanjutan program serta efektivitas program secara keseluruhan.
Dalam kegiatan evaluasi, pemuda sebagai pelaku sekaligus penerima manfaat program juga harus diikutsertakan.  Pelibatan pemuda mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi kegiatan merupakan satu kesatuan dalam rangkaian kegiatan, dimana hal ini akan meningkatkan rasa memiliki (ownership) terhadap kegiatan serta dapat meningkatkan kemampuan manajemen mereka. Sistem evaluasi yang melibatkan stakeholder (pemuda) memiliki beberapa keuntungan yaitu mendorong tumbuhnya rasa kepemilikan yang lebih besar dan tanggung jawab terhadap kegiatan, informasi dan data yang diperoleh bisa lebih akurat, berkembangnya keterampilan, wawasan dan pengetahuan peserta tentang proses evaluasi, pengumpulan data serta interpretasinya, munculnya pengetahuan-pengetahuan lokal yang tidak tergali sebelumnya, dan pembiayaan yang lebih efektif karena hasil yang diperoleh lebih akurat dan maksimal.
Pada akhirnya melalui peringatan Dies Natalis GMNI Indramayu  ke-61 ini, sebagai generasi muda kita tumbuhkan kembali semangat untuk berperan serta dalam pembangunan daerah Kabupaten Indramayu sehingga mencapai pembangunan yang lebih maju dan sejahtera.
Dialog Publik tentang Sinergitas Program Kepemudaan terhadap Pembangunan di Kabupaten Indramayu. Kegiatan ini merupakan upaya GMNI Indramayu dalam memaksimalkan perannya mengawal kebijakan publik. Selain itu, dialog diharapkan mampu menjadi jembatan kalangan pemuda berperan aktif dalam memberikan masukan pada pembangunan daerah. 
Jadi, yang harus dilakukan pemuda adalah mempersiapkan diri dalam proses pengkaderan kepemimpinan bangsa, yang dapat dilakukan melalui beragam penempaan diri. Pemuda harus memiliki sejumlah kriteria, antara lain: kemampuan (ability), kapasitas (capacity), keahlian/kecakapan (skill) dalam berkomunikasi, memotivasi, dan yang lainnya adalah; pengetahuan/wawasan (knowledge); pengalaman (experience); kemampuan mengembangkan pengaruh (influence); kemampuan menggalang solidaritas (Solidarity maker); serta kemampuan memecahkan masalah (decision making).
Bagaimanapun juga, pemuda adalah potensi kepemimpinan bangsa masa depan. Atas kesadaran itu, maka kaderisasi-kaderisasi kepemimpinan yang melibatkan kalangan pemuda secara intensif perlu terus didukung dan ditingkatkan.
Kerana, salah satu keunggulan pemuda adalah dapat mengorganisasi kekuatan. Ada setidaknya lima faktor prinsip yang dipegang pemuda, dalam mengorganisasi kekuatan mereka, yaitu:
1.      Kekuatan asas perjuangan
2.      Kekuatan konsep dan metode perjuangan
3.      Kekuatan persatuan
4.      Kekuatan sikap dan posisi perjuangan
Kekuatan aksi dan opini: memiliki isu sentral, konsistensi misi, imun dalam perjuangan, kesinambungan aksi dan opini.
Konteks Peran Pemuda dalam Memanifestasikan Perubahan Bangsa, pemuda hendaknya tidak lagi hanya terpaku pada persoalan-persoalan lokal dan nasional, tetapi tanpa menyadari konteks Internasional.
Selanjutnya, pemerintah harus menyiapkan strategi agar para pihak mau mengimplementasikan kebijakan yang diarusutamakan, dalam hal ini pengarusutamaan pemuda.  Beberapa hal yang patut ditekankan adalah pentingnya melibatkan semua stakeholder yang berhubungan dengan pembangunan kepemudaan, baik dari unsur pemerintah/sektor publik, sektor privat, maupun unsur masyarakat/pemuda itu sendiri.  Advokasi yang terus menerus, komunikasi dan dialog untuk membangun paradigma tentang isu kepemudaan, penyediaan informasi yang mendukung, serta menyiapkan struktur yang sekiranya diperlukan, menjadi penting untuk dilakukan agar strategi ini dapat berjalan dengan lancar.  Dari sisi kebijakan mungkin dibutuhkan kekuatan yang lebih mengikat agar semua pihak tunduk dan mau menjadikan paradigma pengarusutamaan pemuda sebagai landasan dalam merancang kebijakan maupun program dan kegiatan di institusinya masing-masing.  
Terakhir, semua pihak harus dibangun kesadarannya bahwa dengan mengimplementasikan pengarusutamaan pemuda maka akan terbangun pendekatan yang lebih terpadu terhadap masalah-masalah kepemudaan.  Sumber daya manusia akan dapat dimanfaatkan dengan lebih baik dalam rangka menumbuh kembangkan suatu bangsa, terbangunnya penghargaan terhadap hak-hak orang muda dalam pengambilan keputusan, generasi muda akan lebih siap untuk mengambil peran aktif dan memikul tanggung jawab menuju pemerintahan yang lebih baik, akan terjadi transfer nilai-nilai positif dan pengetahuan antar generasi, dan investasi akan lebih banyak ditanamkan kepada pemuda mengingat keuntungan yang diperoleh dengan melibatkan mereka sebagai sumberdaya manusia yang potensial.
*(dph/2/21/16)